'/> Jangan Beri Anak Banyak Pr, Ini Efek Buruknya

Info Populer 2022

Jangan Beri Anak Banyak Pr, Ini Efek Buruknya

Jangan Beri Anak Banyak Pr, Ini Efek Buruknya
Jangan Beri Anak Banyak Pr, Ini Efek Buruknya
Inilah Dampak Buruk Jika Anak Diberi Banyak PR Jangan Beri Anak Banyak PR, Ini Dampak Buruknya
Mengerjakan PR bagi anak dalam usia tersebut tidak hanya tidak memperlihatkan manfaat sama sekali bagi prestasi akademik anak.
Pekerjaan rumah (PR) yang berlebihan menciptakan belum dewasa tidak sanggup menikmati masa kanak-kanak. Hal ditulis oleh Nancy Kalish dan Sara Bennet dalam bukunya “The Case Against Homework: How Homework is Hurting Our Children and What We Can Do About It”.

Seperti yang  kutip dari CNN Indonesia (10/01/16), dengan terlalu banyak PR menciptakan anak merasa terbebani sehingga PR menjadi sesuatu yang bukannya membangun belum dewasa namun malah menciptakan pengalaman yang jelek untuk anak-anak.

Baca juga: Guru Memberi PR Pada Siswa, Tepat atau Keliru?

PR yang berlebihan juga sanggup berdampak pada kehidupan keluarga. Karena PR, anak menjadi tidak sempat untuk meluangkan waktu bersama keluarga ibarat makan malam bersama atau berpergian bersama keluarga.

Interaksi antara anak dan orangtua tidak akan jauh dari pembicaraan atau bahkan perdebatan mengenai kiprah dari sekolah. PR yang terlalu banyak juga sanggup menciptakan anak membenci sekolah, alasannya mereka harus banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan PR.

Sebuah studi terbaru yang lansir dari Kompas (10/01/16) juga mengemukakan bahwa belum dewasa sekolah dasar sampaumur ini mempunyai terlalu banyak PR yang harus mereka kerjakan.

Menurut para peneliti, kondisi ini merupakan sebuah kondisi yang buruk. Sebab, usia kanak-kanak merupakan periode usia dimana anak membuatkan kemampuan sosialisasi dan motoriknya. Kedua kemampuan tersebut akan terbatas jika waktu terlalu banyak dihabiskan untuk mengerjakan PR.

"Harga yang harus dibayar terlalu mahal. Data memperlihatkan bahwa mengerjakan PR bagi anak dalam usia tersebut tidak hanya tidak memperlihatkan manfaat sama sekali bagi prestasi akademik anak. Namun, ada bukti bahwa hal ini akan mengganggu perilaku mereka terhadap sekolah, nilai, kepercayaan diri, kemampuan sosial, dan kualitas hidup," kata Stephanie Donaldson-Pressman, administrator klinis New England Center for Pediatric Psychology, Amerika Serikat.

Berdasarkan pemikiran National Education Association dan Natiomal Parent-Teacher Association, ada sebuah hukum yang dinamakan "Aturan 10 Menit". Maksudnya yaitu 10 menit waktu untuk mengerjakan PR per tingkat kelas setiap malam. Artinya, siswa kelas 1 mempunyai waktu 10 menit setiap malam untuk mengerjakan PR, 20 menit untuk kelas 2, dan seterusnya sampai 120 menit untuk siswa kelas 12.

Anak-anak akan lebih gampang untuk mengerti sebuah konsep apabila ia diberikan waktu untuk menuntaskan 5 problem dibandingkan dengan diburu oleh waktu untuk mengerjakan 50 soal.

Orang tua, khususnya guru harus menyadari memperlihatkan terlalu banyak PR tidak baik untuk anak-anak. Kepala Sekolah pun juga sebaiknya mengerti perspektif serta opini ini, sehingga menciptakan peraturan ataupun kebijakan tertentu yang tidak membebani anak.
Advertisement

Iklan Sidebar